Makassar (Berdikari Online) - Ratusan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) di Makassar, Selasa (22/12) menggelar aksi memperingati hari ibu di depan monumen Mandala Makassar.
"Kami mau menyampaikan, bahwa kaum ibu harus berperan dalam melakukan pemberantasan korupsi, termasuk pengusutan terhadap skandal Bank Century," ujar ketua LMND Sulsel Babra Kamal saat menyampaikan orasinya.
Menurut Babra, pemberantasan korupsi menjadi agenda mendesak dalam penyelamatan ekonomi nasional, sehingga membutuhkan dukungan dari seluruh rakyat, termasuk keterlibatan para ibu-ibu di Indonesia.
"Ibu-ibu telah teruji dalam mengelola ekonomi, khususnya keluarga. Mereka tahu bagaimana menggunakan keuangan untuk kepentingan keluarganya, bukan kepentingan pribadinya," ujarnya.
Dikatakannya, keterlibatan Sri Mulyani dalam skandal Bank Century justru mencoreng semangat kaum ibu sebagai elemen penting dalam pemberantasan korupsi.
Dalam aksinya itu, aktivis antikorupsi kemudian menganugerahkan gelar "ibu skandal Century" kepada Sri Mulyani, karena dianggap sebagai biang terjadinya skandal yang merampas uang rakyat Rp 6,7 trilyun tersebut. (Ulf)
"Kami mau menyampaikan, bahwa kaum ibu harus berperan dalam melakukan pemberantasan korupsi, termasuk pengusutan terhadap skandal Bank Century," ujar ketua LMND Sulsel Babra Kamal saat menyampaikan orasinya.
Menurut Babra, pemberantasan korupsi menjadi agenda mendesak dalam penyelamatan ekonomi nasional, sehingga membutuhkan dukungan dari seluruh rakyat, termasuk keterlibatan para ibu-ibu di Indonesia.
"Ibu-ibu telah teruji dalam mengelola ekonomi, khususnya keluarga. Mereka tahu bagaimana menggunakan keuangan untuk kepentingan keluarganya, bukan kepentingan pribadinya," ujarnya.
Dikatakannya, keterlibatan Sri Mulyani dalam skandal Bank Century justru mencoreng semangat kaum ibu sebagai elemen penting dalam pemberantasan korupsi.
Dalam aksinya itu, aktivis antikorupsi kemudian menganugerahkan gelar "ibu skandal Century" kepada Sri Mulyani, karena dianggap sebagai biang terjadinya skandal yang merampas uang rakyat Rp 6,7 trilyun tersebut. (Ulf)
Berita ini di posting dari berdikari online
