Selasa, 22 Desember 2009

Aksi Menolak Budiono Di Pekanbaru Berakhir Ricuh

Pekanbaru, Berdikari Online - Aksi massa menentang kedatangan Wapres Budiono di Pekanbaru, Riau, yang digelar oleh Gerakan Bersama Ganyang Koruptor (Gebrak) berakhir ricuh. Seorang peserta aksi dipukuli pada bagian kepala oleh Polisi.

Kericuhan berawal dari upaya Polisi untuk menghalau massa Gebrak ketika mau memasuki jalur yang dilalui oleh peserta pertemuan Gubernur Se-Indonesia, termasuk jalur yang akan dilalui oleh Wapres Budiono. Karena mencoba bertahan, Polisi kemudian mendorong paksa mahasiswa untuk keluar dari jalur tersebut.

Menurut Koordinator aksi Bambang Aswandi, mereka sebetulnya bukan bermaksud menghalang-halangi peserta pertemuan itu, melainkan meminta waktu untuk menyerahkan sebuah petisi antikorupsi kepada Budiono.

Namun, menurutnya, Polisi mempergunakan cara-cara represif untuk mengusir mereka, berupa pemukulan terhadap beberapa orang peserta aksi. Akibatnya, seorang peserta aksi mengalami luka pada bagian kepala akibat pukulan.

Dikatakannya, awalnya massa Gebrak berniat melakukan aksi ke tempat pertemuan para Gubernur Se-Indonesia di Hotel Labersa. Namun, karena pengawalan politik yang sangat ketat, massa akhirnya hanya berada terpisah tiga kilometer dari tempat acara.

Soal alasan penolakan terhadap Budiono, Bambang menjelaskan, seharusnya Wapres baru tersebut dinonantifkan dari jabatannya dan kemudian diproses secara hukum terkait skandal Bank Century.

"Hukum negara kita tidak mengenal pembedaan warga negara di depan hukum. Kok Budiono tidak juga diperiksa dan diadili, sedang maling kecil begitu cepat ditangkap dan diadili," tegasnya. (Ulf)

Berita ini di Posting dari Berdikari Online
 

Berita SRMI.online Copyright © 2008 Designed by Dewan Pimpinan Nasional Serikat Rakyat Miskin Indonesia