APJ
Manado (Berdikari Online) - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) Sulut, Rabu (09/12), melakukan aksi di depan gedung rektorat Unsrat Manado, Sulawesi Utara.
Aksi mahasiswa ini untuk memprotes keputusan skorsing terhadap 3 aktivis mahasiswa, yaitu Aryati Rahman, Susanto Aiman, dan Risat Sanger. Ketiganya diskors karena terlibat dalam menggerakkan aksi mahasiswa mengusut kasus korupsi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pungli di kampus Unsrat.
Menghadapi tuntutan mahasiswa, rektor Unsrat menolak bertemu dengan para mahasiswa dan tetap kekeuh dengan keputusannya. Akibatnya, mahasiswa pun marah dan membakar surat skorsing terhadap tiga aktivis tersebut di depan Kantor Rektorat.
Menurut ketua LMND Sulut Marlon Saiya, keputusan Rektor Unsrat untuk membungkam sikap kritis mahasiswa sangat tidak manusiawi, illegal, dan anti-demokrasi. "ini sangat disayangkan, mengingat kita sedang giat-giatnya melakukan perlawanan terhadap korupsi," tegasnya.
Sangat disayangkan, lanjut Marlon, lembaga akademis yang seharusnya bebas dari korupsi, justru tidak mau terbuka atas tudingan korupsi mahasiswa dan malah melakukan skorsing atau pembungkaman.
Manado (Berdikari Online) - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) Sulut, Rabu (09/12), melakukan aksi di depan gedung rektorat Unsrat Manado, Sulawesi Utara.
Aksi mahasiswa ini untuk memprotes keputusan skorsing terhadap 3 aktivis mahasiswa, yaitu Aryati Rahman, Susanto Aiman, dan Risat Sanger. Ketiganya diskors karena terlibat dalam menggerakkan aksi mahasiswa mengusut kasus korupsi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pungli di kampus Unsrat.
Menghadapi tuntutan mahasiswa, rektor Unsrat menolak bertemu dengan para mahasiswa dan tetap kekeuh dengan keputusannya. Akibatnya, mahasiswa pun marah dan membakar surat skorsing terhadap tiga aktivis tersebut di depan Kantor Rektorat.
Menurut ketua LMND Sulut Marlon Saiya, keputusan Rektor Unsrat untuk membungkam sikap kritis mahasiswa sangat tidak manusiawi, illegal, dan anti-demokrasi. "ini sangat disayangkan, mengingat kita sedang giat-giatnya melakukan perlawanan terhadap korupsi," tegasnya.
Sangat disayangkan, lanjut Marlon, lembaga akademis yang seharusnya bebas dari korupsi, justru tidak mau terbuka atas tudingan korupsi mahasiswa dan malah melakukan skorsing atau pembungkaman.
Terkait tekanan ini, Marlon mengatakan, pihaknya akan meminta dukungan dan solidaritas dari berbagai kampus di Manado dan sekitarnya. Dengan begitu, dia berharap bisa memberikan tekanan terhadap Rektor Unsrat agar segera mencabut surat skorsing dan meminta maaf kepada ketiga mahasiswa tersebut. (Rd).