Demo Anti-Neolib Sambut SBY
SRMI Jawa Timur
Peresmian Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Surabaya, Rabu (10/6) diwarnai unjuk rasa dari berbagai elemen. Pengunjuk rasa dalam aksinya menolak pemerintahan neoliberal (neolib), yang menurut mereka dipraktikkan SBY selama ini.
Peresmian Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Surabaya, Rabu (10/6) diwarnai unjuk rasa dari berbagai elemen. Pengunjuk rasa dalam aksinya menolak pemerintahan neoliberal (neolib), yang menurut mereka dipraktikkan SBY selama ini.
Seperti yang dilakukan puluhan orang, yang mengatasnamakan Komite Masyarakat Bersatu (KMB), mereka melakukan aksi demo di depan stasiun RRI Surabaya. Dalam aksinya, mereka menolak pemerintahan neolib SBY. Koordinator aksi, Basuki, dalam tuntutannya menyatakan agar SBY dengan tegas menolak intervensi asing, membatasi tenaga kerja asing, memberantas korupsi, dan menaikkan upah buruh. "
Pada intinya, kita sangat menolak semua bentuk penjajahan dari luar negeri. Apa pun bentuk penjajahan itu," ujarnya. Selain berorasi, dalam aksinya puluhan orang itu juga membawa poster dan spanduk. Di antaranya, bertuliskan 'Tolak Pemerintahan Neolib'. Para pengunjuk rasa mengancam, bila pada pemilihan presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang, SBY menang dan tidak mengindahkan tuntutan itu, mereka akan menolak pemerintahan SBY.
Puluhan massa lainnya, yang menamakan diri Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), juga melakukan aksi demo. Secara sembunyi-sembunyi mereka berkumpul di perempatan Jalan Kedung Cowek, jalan akses menuju Suramadu. Massa secara tiba-tiba menggelar spanduk dan berbagai poster. Isinya berupa hujatan dan tentangan pada pasangan SBY-Boediono.
Aksi yang hanya berlangsung sekitar 3 menit itu, langsung dibubarkan aparat kepolisian. Dengan beringas, aparat langsung merampas puluhan poster itu. Tak terima dengan perlakuan itu, puluhan massa itu nekat meneruskan aksinya dan melawan petugas. Aksi dorong-mendorong sempat terjadi, akibatnya seorang demonstran mengalami cedera di bagian kakinya.
Aparat juga tak tinggal diam. Mereka terus memukul mundur demonstran hingga jarak sekitar satu Km dari jalan Kedung Cowek. Pendemo akhirnya menyerah dan memilih duduk di Jalan Putroagung.
Aksi lainnya juga dilakukan Aliansi Mahasiswa Menggugat (AMM), dari Universitas Joyoboyo (Unjoyo), di dekat lokasi peresmian Jembatan Suramadu. Massa yang mencoba lebih dekat dengan lokasi peresmian ditahan petugas keamanan. Akibatnya, aksi saling dorong antara massa dan petugas keamanan pun tak terelakkan lagi.
Desakan massa yang merangsek berusaha mendekati lokasi peresmian jembatan di Bangkalan tidak berlangsung lama. Jumlah mereka yang kalah banyak dengan jumlah petugas keamanan, membuat mereka mundur. Tapi, mereka sempat membacakan pernyataan sikap. Kordinator lapangan (korlap) AMM, Erfandi, pada pernyataan sikapnya menyatakan, minta agar pemerintah tidak menjadikan Jembatan Suramadu sebagai bisnis belaka. Selain itu, mereka juga mengajukan tujuh gugatan yang dinamakan Tugu Rama atau tujuh gugatan rakyat madura.
(Berita SRMI.online)