Sedikitnya 50 orang yang tergabung dalam serikat rakyat miskin Indonesia (SRMI) Cianjur, Jawa Barat, Selasa, melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Cianjur terkait pelayanan Puskesmas.
Massa menuntut agar Dinas Kesehatan Cianjur, bertanggung jawab atas kelalaian pihak Pukesmas Pagelaran, yang mengakibatkan Derita Sahara (32) dan bayi dalam kadunganya meninggal dunia.
Seperti diberitakan, Derita Sahara warga Kampung Panglayungan, Desa Kubang, Kecamatan Pasir Kuda, Cianjur, meninggal saat hendak melahirkan di Puskesmas Pagelaran (Minggu 17/1).
Puskesmas Pagelaran tidak mampu menangani proses persalinan Sahara, sehingga harus dirujuk ke RSUD Cianjur.
Ibu yang hendak melahirkan itu, tidak memiliki biaya menbayar ambulance. Sehingga pihak Puskesmas menelantarkan Sahara selama 5 jam, hingga akhirnya meninggal.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinkes Cianjur Ratu Try Yulia, menampik hal tersebut adalah kelalaian pihak Puskemas.
Dalam pernyataanya Ratu, menyebutkan bahwa meninggalnya Sahara, akibat keluarga korban yang menunda-nunda proses persetujuan untuk dilakukan rujuk ke RSUD Cianjur.
"Kepala Dinkes hanya menerima laporan sepihak dari anak buahnya. Harusnya dia langsung turun ke lapangan," kata kordinasitor aksi Herman Sulaeman.
SRMI Cianjur mendesak, Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur, untuk bertanggungjawab penuh dalam kasus tersebut.
Serta mengakui bahwa selama ini, telah terjadi kesalahan dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Cianjur.
"Selain Dinkes, Bupati dan DPRD Cianjur, harus segera meninjau ulang kebijakan daerah tentang pelayanan kesehatan," tuturnya.
Selang beberapa puluh menit melakukan aksinya, meski kecewa karena tidak ada seorang wakil rakyat pun yang menerima mereka dengan alasan sedang tugas luar, massa membubarkan diri.
"Wakil rakyat untuk tempat kami mengadu. Katanya tidak ada ditempat seorangpun, kalau yang di dalam dan sempat mengintip kami datang itu, siapa ya," ucap pengunjuk rasa.
(Berita SRMI.online)