Sejarah Pembentukan
Diawali dari kelompok-kelompok pemuda yang diorganisasikan dan berhasil disatukan dalam kongres penyatuan organisasi kaum miskin diperkotaan yang membentuk wadah persatuan-Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK) pada tanggal 15 Oktober 2004 di Bogor, dihadiri oleh para wakil organisasi dari : Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur. Dalam perjalanan 5 tahun selajutnya terlaksana Konggres I SRMK pada 13-14 Maret 2008 di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat memutuskan perubahan nama menjadi Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) dan kemudian perkembangan organisasi bergerak maju untuk merespon situasi dan kondisi saat itu hingga terlaksana kembali Kongres pertama Serikat Rakyat Miskin Indonesi (Kongres I SRMI)SRMI pada17-18 Desember 2011 di bandungan Jawa tengah, yang dihadiri perwakilan dari Sulawesi selatan, Sulawesi tenggara, Jawa Timur,jawa Tengah, Jawa Barat, Dki Jakarta, Maluku Utara. Dalam hasil Kongres Luar Biasa telah menghasilkan beberapa ketetapan yang harus dipertanggung jawabkan pada 2011-2014.
Dalam melakukan perjuangan mendapatkan hak dasar sesuai dengan UUD 1945, maka SRMI menetapkan asas perjuangannya,
Asas Perjuangan
Azas adalah Pancasila.
Tujuan SRMI adalah mewujudkan sistem masyarakat yang adil, modern, sejahtera, demokratik, bersih dan mandiri serta setara sepenuh-penuhnya di bidang sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya dalam prinsip demokrasi-kerakyatan dan gotong royong.
Gotong royong adalah makna dari penerapan Pancasila dan telah menjadi landasan kesempurnaan perjuangan SRMI bersama masyarakat miskin di perkotaan maupun di pedesaan.
hasil dari Kongres Luar Biasa Pertama Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI)juga telah merumuskan bersama: program perjuangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang berhubungan langsung dengan kehidupan mayoritas rakyat.
Dalam mencapai tujuannya, Serikat Rakyat Miskin Indonesia akan terus konsisten dalam perjuangannya bersama rakyat dalam mendapatkan hak-hak dasar dan mentransparansikan hasil perjuangan kepada anggotanya sehingga SRMI dapat membesar, kuat dan harmonis.
A. PROGRAM DARURAT
1. Memperjuangkan subsidi sembako, obat-obatan dan BBM (Minyak tanah dan elpiji).
2. Negara harus membuka lapangan kerja yang bermartabat untuk seluruh pengangguran.
3. Memperjuangkan pendidikan gratis, massal dan layak.
4. Memperjuangkan kesehatan gratis, massal dan layak.
5. Memperjuangkan klinik ibu dan anak yang layak, gratis dan massal.
6. Memperjuangkan pengadaan program gizi bagi balita, anak-anak, ibu hamil dan menyusui.
7. Memperjuangkan pengadaan program baca tulis bagi rakyat usia dewasa yang buta huruf.
8. Menolak segala penggusuran.
9. Memperjuangkan dan memberikan jaminan hukum bagi pekerja sektor informal (PKL, Asongan, Pelacur dll).
10. Pengadaan rumah murah dan sehat bagi rakyat.
11. Penyediaan beras murah berkualitas bagi rakyat.
12. Menggratiskan seluruh biaya pengurusan pembuatan dokumen Negara yang harus dimiliki oleh Negara sehubungan dengan kewarganegaraan (KTP, KK, Akte Kelahiran, Akte Nikah, dsb).
13. Menolak swastanisasi berbagai BUMN/BUMD.
14. Menolak dan menghapus seluruh produk hukum yang merugikan rakyat miskin yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.
15. Menuntut perubahan kriteria miskin versi Badan Pusat Statistik (BPS).
16. Menambah anggaran jaminan social bagi penyandang cacat dan lansia.
17. Menyediakan transportasi murah dan berkualitas bagi rakyat.
18. Menyediakan ambulance gratis ditiap desa/kelurahan.
19. Pengadaan kain kafan dan lahan pekuburan gratis bagi rakyat miskin.
20. Pengadaan listrik dan air bersih gratis, massal bagi rakyat miskin.
21. Mendirikan koperasi ditingkat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
22. Pengadaan klinik, dokter, bidan sampai di tingkatan kecamatan/kelurahan/RW/RT/ secara gratis bagi rakyat miskin.
B. PROGRAM SOSIAL BUDAYA
1. Membangun kebudayaan ilmiah, demokratik dan kerakyatan.
2. Menghancurkan Budaya Patriarki, diskriminatif dan Budaya Feodalistik dan menghargai Pluralisme.
3. Menciptakan budaya cinta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4. Membangun Budaya Mandiri dengan menghancurkan Budaya Konsumtif dan mengembangkan Budaya Berproduksi.
5. Menghancurkan Budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
6. Merubah system Pendidikan yang Beroreintasi pasar menjadi system pendidikan yang berorientasi ilmiah, demokratik dan kerakyatan
Perjuangan kami akan terus menyentuh masyarakat miskin di seluruh provinsi dan kebupaten yang ada di indonesia
Saat ini SRMI memiliki ribuan anggota yang tersebar di berapa 11 Provinsi dan 31 kabupaten) meliputi;
1. Sulawesi Selatan
2. Sulawesi Tenggara
3. Jawa Timur
4. Jawa Tengah
5. Jawa Barat
6. DKI Jakarta
7. Maluku
8. Riau
9. Nusa Tenggara Timur
10. Lampung
11. Kalimantan
Pengalaman SRMI dengan berbagai pihak telah mendorong kemajuan anggota SRMI akan pentingnya perjuangan
RIAU (2011)
kemenangan pasangan Firdaus-Ayat dalam pilkada Kota Pekanbaru, diawali dengan kerjasama dalam
Kemenangannya Bukan hanya dukungan yang diberika SRMI RIAU tetapi perjuangan melawan KPU yang awalnya tidak mengakui kemenagannya, hingga dilakukannya pemungutan suara ulang
(PSU) Jilid II berlangsung 21 Desember 2011 lalu. Hasilnya: kemenangan pasangan Firdaus-Ayat malah bertambah menjadi 61, 82%. Dan disahkan oleh KPI sendiri pada 27 desember 2011
JAWA BARAT (2010)
Khususnya SRMI kab.tasikmalaya bekerja sama dengan PKL, pada tahun 2010 berhasil memperjuangkan 180an PKL yang tergabung dalam organisasi “HPKLS” Himpunan Pedagang Kaki Lima Singaparma, kab.tasik malaya dalam mengalahkan gugatan perdata 1 milyar yang dilakukan oleh pengusaha penyedia lapak (kontraktor) dengan metode aksi kepengadilan dan kekejaksaan sekaligus menghadiri sidang-sidang dengan membawa para pedagang.
Makasar (2010)
Tahun 2010, Dengan alasan keindahan kota dan ketertiban menjadi dalih pemerintah kota makassar bersama satpol pp melakukan penggusuran atau penertiban dan bahkan melarang sama sekali keberadaan pedagang asongan dianjungan pantai losari. Namun berkat perjuangan SRMI bersama pedagang asongan anjungan pantai losari yg berjumlah 107 orang telah berhasil mendapatkan hak untuk kembali berdagang di lokasi tersebut. Diawali dengan melaklukan demonstrasi mendatangi DPRD kota makasar dan Setelah melalui pendiskusian dan perdebatan yg panjang dalam ruangan Rapat Dengar Pendapat bersama pihak-pihak terkait,yang dihadiri juga oleh Asisten kota makassar, dinas pariwisata, dinas kebersihan, kepala satpol pp, camat, lurah dan kepolisian. akhirnya mengeluarkan keputusan bahwa pedagang asongan losari yg berjumlah 107 orang diijinkan kembali berjualan
Keberhasilan juga terjadi pada pedagang asongan pelabuhan soekarno-hatta, ketika Pelindo mau melakukan penertiban terhadap asongan, maka SRMI bersama basis pedagang disana melakukan aksi tepat depan pelabuhan Soekarno-Hatta kemudian dilanjutkan di DPRD Kota Makassar, supaya memediasi persoalan penertiban ini, akhirnya ditemukan titik terang bahwa asongan tetap diizinkan berjualan dengan syarat terdata jumlahnya dan memakai baju yang menandakan mereka adalah asongan.
Banyumas 2011
jamkesda di banyumas th 2011 untuk perorang di berikan Rp1.250ribu dalam satu kali selama satu tahun, lewat perjuangan srmi bs gol 6 x penggunaan dalam setahun, seperti beberapa kasus patah tulang tercover sampe benar-benar sembuh, jg kasus kangker yg harus di kometarpi sampe 6 x. Untuk anggaran jamkesda tahun ini akan naik Rp3 juta/orang dan dapat digunakan beberapa kali. SRMI akan memperjuangkannya untuk untuk transfaransi anggaran ini
SRMI memperjuangkan pembangunan MCK
beberapa kasus diare pada anak-anak kurang mampu di desa karang nanas kec. Sokaraja kab.banyumas terlihat betul pola hidup bersih warganya tergolong kurang, ini jd analisa dari beberapa kasus diare anak-anak, beberapa rumah tidak memiliki MCK yang layak d rmhnya, setelah terbentuknya DPKc SRMI kec. Sokaraja, langkah-langkah perjuangan terus dilakukan hingga akhirnya Dinas Cipta Karya kab.banyumas mewujudkan program pendirian MCK. kucuran dana dari Kabupaten banyumas terealisasi sekitar 250jt untuk pembangunan 15 titik di desa karang nanas. SRMI juga menekankan usulan kepada bapeda yang sempat mensurvei lokasi agar septitank MCK bisa dimanfaatkan juga sebagai kolam ikan untuk pemberdayaan budi daya ternak ikan warga dan banyak lagi keberhasilan perjuangan SRMI di provinsi maupun kota perkabupaten
