Kamis, 12 Maret 2009

Bukan Politik Dangdut, Tapi Politik Masa Depan

Politik itu kotor. Politik itu Jahat. Politik itu menghalalkan segala cara. Semua partai politik dan politisi tidak ada bedanya. Itulah beberapa pendapat kritis rakyat terhadap perpolitikan negeri ini. Tuduhan ini akan lebih sering terdengar apalagi menjelang pemilu 2009 yang akan datang. Rakyat sudah berani. Rakyat kita sudah kritis. Koran dan media membuat rakyat semakin mengerti.

Tuduhan negatif terhadap politik ini bukan tidak beralasan. Apalagi melihat tradisi perpolitikan yang lazim di pratekkan di negeri kita. Biasanya, apa saja akan digunakan dalam politik untuk mengalahkan lawan-lawannya dan memenangkan diri sendiri. Jangan heran, kalau nanti terror, uang, janji kosong dan bahkan agama akan di pakai sebagai alat politisi dan berbagai partai politik untuk memenangkan Pemilu 2009.

Kalau ini berlansung maka politik akan menjadi seperti dituduhkan rakyat tersebut, penuh dengan kebusukan dan janji-janji. Dan para politisi bukan justru akan jadi panutan dan harapan, tapi justru menjadi wajah buruk dari politik yang buruk tersebut. Padahal ia tidak perlu menjadi kotor dan jahat. Ia bisa menjadi alat bagi perubahan bagi rakyat agar pembangunan dan pemerintahan menjadi lebih baik. Ia bisa menjadi alat mengantikan, menurunkan atau mengontrol para pengurus pemerintahan dan partai yang gagal – pemerintah dan partai yang bukan membangun rakyatnya, tapi memperkaya diri sendiri dan hanya kepentingan partainya. Padahal politik itu bisa berbeda. Ya politik itu harus berbeda – lebih beradab dan berkualitas.

Di Eropah, kenapa negerinya maju dan berkembang karena salah satu alasannya yakni politiknya yang sehat dan modern. Kalau politik itu sehat dan modern maka peluang lahirnya pemerintahan dan masyarakat yang sehat dan modern juga akan muncul. Walaupun politik disana juga kadang penuh skandal dan citra buruk, tapi secara umum partai politik dan politisi masih jauh lebih berkualitas dan bersih dibanding negeri-negeri dunia ketiga dan di Asia. Ya politik yang berkualitas, seperti Eropah, adalah politik masa depan yang kita perlukan kalau ingin merubah negeri ini.

Apa itu politik yang berkualitas sebagai politik masa depan. Politik berkualitas adalah politik yang tidak mengandalkan umbul-umbul. Ia bukan yang punya banyak bendera. Ia belum tentu yang punya stiker dimana-mana. Bukan. Ia yang pasti sangat bukan yang mengandalkan uang, terror, intimidasi, atau mengunakan dalil-dalil agama untuk mengalahkan lawan-lawannya.

Yang paling diandalkan dalam politik berkualitas adalah program politisi atau partai dan strategi pembangunan mereka yang ditawarkan pada rakyat. Apa program setiap partai jika menang. Apa rencana politisi kalau mereka menang. Program ini juga tidak berdasarkan mengecat langit (ceut langet), tapi berdasarkan realitas kondisi rakyat. Karenanya Pemilu 2009 di Aceh, partai dan politisi harus membongkar apa rencana mereka kalau menang dalam pemilihan. Apa yang akan dilakukan caleg salah satu partai kalau mereka terpilih dan masuk dalam parlemen (legislatif).

Kalau ini yang berlansung maka rakyat Aceh akan tahu apa yang mereka pilih dan kenapa mereka mendukung salah satu partai. Tanpa ada kejelasan ide dan program, hanya mengandalkan retorika dan symbol-simbol maka ini sama dengan pembodohan terhadap rakyat. Pembodohan karena rakyat tidak tahu kenapa dan mengapa mereka harus mendukung salah satu partai. Atau kenapa harus memilih salah satu partai.

Pencerdasan rakyat harus dilakukan oleh setiap partai politik, baik lokal maupun nasional yang bertarung di Aceh di Pemilu 2009. Pencerdasan ini adalah dengan memberikan informasi yang jujur pada rakyat apa yang akan di perjuangkan para pengurus partai tertentu untuk 5 tahun kedepan.

Contoh politik masa depan dan berkualitas adalah apa yang sedang berlansung di Amerika saat ini. Pertarungan antara Obama dan McCain, atau sebelumnya antara Obama dan Clinton. Itu adalah pertarungan politik yang patut di puji. Walaupun ada beberapa insiden buruk dalam proses kampanye mereka, tapi secara umum mereka mengpraktekkan suatu politik yang berkualitas.

Berkualitas karena yang ditekankan setiap kandidat program mereka. Pertarungan program, perdebatan ide program untuk rakyat, strategi pembangunan negerinya adalah hal yang menjadi penekanan dalam kampanye para politisi disana. Jadi kampanye adalah tentang ide, tentang platform pembangunan, tentang kebijakan pemerintahan kalau mereka menang.

Para pemilih di US akan tahu konsekuensi dari memilih Obama atau McCain. Mereka tahu apa konsekuensi kebijakan ekonomi, konsekuensi kebijakan luar negeri, konsekuensi kebijakan pemerintahan dari kedua kandidat presiden mereka. Aceh bukanlah Amerika, tetapi Aceh harus belajar dari praktek politik yang sehat ini.

Di negeri kita makin banyak partai justru makin bingung rakyatnya. Partai tumbuh dan berganti karena perkawanan, karena kepentingan sesaat para pengurusnya, karena konflik internal. Padahal partai politik harus tumbuh karena suatu ide, karena suatu rencana bersama dari para pengurusnya. Kalau tidak politisi hanya akan mengandalkan stiker, umbul-umbul, atau bahkan uang. Kalau tidak maka pemilu 2009 partai politik akan sibuk memboyong penyanyi dangdut untuk menarik massa datang ke tempat kampanye mereka. Ini namanya politik dangdut. Suatu bentuk politik lama yang dipraktekkan sebelumnya.

Aceh butuh bukan politik dangdut, bukan politik umbul-umbul, atau politik terror. Ini adalah politiknya Orde Baru atau politiknya Soeharto. Praktek model ini harus ditinggalkan seluruh komponen rakyat Aceh yang akan bertarung di Pemilu 2009 baik yang tergabung dalam partai lokal maupun nasional. Perubahan Aceh yang berarti harus dimulai dari perubahan praktek politik pemilu Aceh tahun depan. Rakyat Aceh tidak boleh mengulangi gaya politik lama Indonesia. Aceh harus bisa membuktikan bahwa kita bisa membawa budaya berbeda. Salah satunya budaya politik yang membawa harapan dan masa depan.

Yang diperlukan Aceh dan rakyatnya adalah partai politik dan politisi berkualitas yang punya program dan rencana pembangunan. Mari berdebat tentang rencana-rencana bagi masa depan Aceh dan pembangunan negeri kita. Kalau ini terjadi, maka pemilu 2009 di Aceh akan menjadi pelajaran lagi bagi sistem politik di Indonesia bagaimana suatu politik yang berbeda bisa terlaksana. Kalau ini terjadi maka Pemilu akan penuh pertarungan tentang ide, tentang program, tentang strategi memajukan Aceh, bukan penuh dengan umbul-umbul, bendera atau politik dangdut. Mari berdebat secara sehat tentang rencana-rencana kita bagi memajukan Aceh dan membebaskan rakyatnya.
 

Berita SRMI.online Copyright © 2008 Designed by Dewan Pimpinan Nasional Serikat Rakyat Miskin Indonesia